DARI DESA — Desa Dukuhdimoro, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, kembali menghidupkan semangat budaya lokal lewat perhelatan akbar “Kertodimoro Fest”, yang digelar Minggu (8 September 2024). Festival tahunan ini menjadi panggung penting untuk melestarikan tradisi leluhur sekaligus membangun kesadaran budaya di kalangan generasi muda.
Digagas oleh kolaborasi antara pemuda desa dan pemerintah desa, Kertodimoro Fest tampil sebagai ruang ekspresi budaya dan pemberdayaan ekonomi lokal yang inklusif.
Merayakan Warisan Budaya Lewat Aksi Nyata
Festival ini menyuguhkan berbagai atraksi budaya dan kegiatan kreatif, seperti:
- Tari-tarian tradisional dan pertunjukan gamelan klasik
- Lomba kuliner khas Dukuhdimoro
- Pawai adat dan parade budaya
- Bazar UMKM desa yang menghadirkan produk-produk lokal
- Wahana melukis sudut desa dan pertunjukan barongsai
- Tumbilotohe: tradisi penerangan malam dengan lampu minyak
Menurut Rohmadi, kontributor dari TIMES Indonesia, festival ini bukan sekadar hiburan, melainkan cara strategis menjaga kelangsungan nilai budaya.
“Kertodimoro Fest adalah salah satu cara kami memastikan kebudayaan lokal tetap hidup dan diwariskan kepada generasi muda,” ujarnya.
Dampak Sosial dan Ekonomi yang Nyata
Tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, Kertodimoro Fest juga menjadi motor penggerak ekonomi desa. Lewat bazar UMKM, warga dapat memasarkan produk olahan rumah tangga, mulai dari kuliner khas hingga kerajinan tangan.
Kegiatan ini juga membangkitkan rasa bangga akan identitas desa. Warga—terutama kaum muda—berpartisipasi aktif, dari perencanaan hingga pelaksanaan, menandakan bahwa tradisi bisa hidup berdampingan dengan semangat inovasi.
Festival desa seperti Kertodimoro Fest menunjukkan bahwa pelestarian budaya tidak harus kaku dan eksklusif. Ketika masyarakat, khususnya pemuda, diberi ruang untuk merayakan tradisi dalam suasana yang menyenangkan, maka kearifan lokal akan tetap relevan dan menjadi sumber inspirasi lintas generasi.***