DARI DESA- Transformasi ekonomi desa bukan lagi wacana di Lampung. Lewat program Desaku Maju, Gubernur Rahmat Mirzani Djausal menggagas pendekatan holistik pembangunan desa yang kini menuai apresiasi dari Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat.
Pujian itu disampaikan langsung oleh Deputi Kemenko PM, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, dalam kunjungannya ke Desa Bumi Daya, Kecamatan Palas, Lampung Selatan, Rabu lalu. Kehadiran Haris yang mewakili Menko PM Muhaimin Iskandar menunjukkan dukungan nyata pusat terhadap inisiatif daerah.
Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela, didampingi Wakil Bupati Lampung Selatan M. Syaiful Anwar, menyambut kunjungan ini sebagai pengakuan penting atas kerja keras daerah dalam memberdayakan desa.
“Ini bukan program bantuan biasa. Ini revolusi pembangunan dari desa, oleh desa, dan untuk desa,” ujar Wagub Jihan.
Angka Tak Bisa Bohong: Desa Jadi Tulang Punggung Ekonomi
Wagub Jihan memaparkan bahwa meskipun desa menjadi kontributor utama PDRB Lampung—terutama lewat sektor pertanian—angka kemiskinan masih tinggi di kawasan perdesaan.
“Paradoksnya, ekonomi kita ditopang desa, tapi kemiskinan paling banyak juga di desa. Itulah kenapa Desaku Maju lahir,” tegasnya.
Program ini tak hanya membangun infrastruktur, tetapi mendorong hilirisasi produk tani di tingkat desa. Jika dulu 3 juta ton gabah hanya bernilai Rp20 triliun, kini dengan penggilingan lokal bisa menghasilkan beras premium senilai Rp39 triliun. Artinya, nilai tambah kembali ke petani, bukan ke kota.
Desaku Maju: Skema Multipihak, Aksi Nyata
Program ini menyasar penguatan dari hulu ke hilir:
- Bantuan dryer dan alsintan
- Pupuk cair organik
- Pelatihan teknisi pertanian lokal
- Pemberdayaan UMKM berbasis digital
- Jalan desa dan akses pasar
- Penguatan BUMDes dan koperasi rakyat
“Desa tak boleh hanya jadi objek produksi. Desa harus jadi subjek pembangunan,” tegas Wagub Jihan.
Dukungan Pusat: Ekonomi Desa Jadi Fokus Nasional
Prof. Haris dari Kemenko PM menegaskan bahwa misi Lampung ini selaras dengan visi Astacita Presiden RI: mewujudkan kedaulatan pangan dari desa.
“Bantuan itu sementara, tapi pemberdayaan itu selamanya,” katanya.
Haris juga menyinggung rencana pusat membentuk Koperasi Merah Putih Desa dan Sekolah Rakyat berbasis asrama untuk menghapus ketimpangan pendidikan dan ekonomi. Ia menggarisbawahi pentingnya memutus rantai distribusi yang timpang antara desa (produsen) dan kota (konsumen).
“Kami optimis, langkah konkret seperti di Lampung akan memberi dampak besar ke depan.”
Simbol Nyata Dukungan
Dalam kesempatan itu, pusat menyerahkan bantuan langsung kepada Gapoktan Bersama Desa Bumi Daya berupa:
- 1 unit Combine Harvester
- Bed Dryer kapasitas 20 ton
- Sarana pertanian pendukung lainnya
Desaku Maju bukan hanya janji politik ini adalah gerakan membalik arus ketimpangan ekonomi dari akar rumput. Dari desa, untuk Indonesia.***