DARI DESA— Petani tak lagi hanya menanam dan panen—mereka kini didorong menjadi pelaku utama industri pangan lokal. Dalam kegiatan Rembug Warga di Desa Sidoharjo, Kecamatan Way Panji, Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) hadir langsung menyampaikan pesan perubahan: pertanian berbasis nilai tambah adalah masa depan.
Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertentu, Abdul Haris, mendorong pengembangan produk hasil tani yang bisa langsung mengangkat pendapatan petani. Salah satu kuncinya: resource sharing.
“Alat seperti combine harvester dan pengering gabah jangan hanya dimiliki satu kelompok. Gunakan bersama. Efisiensi itu penting agar hasil maksimal,” tegas Haris di hadapan petani dan pelaku UMKM setempat.
Haris juga menegaskan bahwa Kemenko PM akan terus mengawal program-program pemberdayaan berbasis ketahanan pangan yang digagas pusat dan daerah—termasuk Desaku Maju dari Pemprov Lampung.
Program itu terbukti berhasil menghadirkan alat pengering gabah dan pupuk organik, yang langsung dirasakan manfaatnya oleh petani, dari peningkatan pendapatan hingga efisiensi kerja di lapangan.
Lampung: Lumbung Potensi Pangan Nasional
Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela menegaskan bahwa Lampung punya kekuatan besar dalam sektor pertanian, dan semua itu mendukung program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah pusat.
“Kalau pertanian kita kuat, ketahanan pangan nasional pasti terjamin. Ini kerja nyata dari desa,” ujar Jihan.
Tenaga Ahli Menteri Pertanian Pamuji Lestari dari Kementan menambahkan pentingnya gabah kering untuk meningkatkan daya jual petani, terutama jika masuk ke gudang Bulog.
“Kalau petani bisa suplai beras kering, harganya bisa jauh lebih tinggi. Ini soal kualitas dan nilai tambah,” ujarnya.
Kolaborasi Nyata: Dari Mesin Hingga Akses Finansial
Dalam acara itu, sejumlah bantuan pertanian diberikan, termasuk:
- Combine Harvester
- Alat pengolahan hasil pertanian lainnya
Bantuan ini merupakan sinergi antara Kemenko PM, Kementerian Pertanian, Pemprov Lampung, dan Bank BRI. Dukungan ini jadi bukti nyata kolaborasi multipihak dalam membangun desa dari sektor yang paling strategis: pertanian.
Acara yang berlangsung di GOR Desa Sidoharjo itu dihadiri berbagai pihak—mulai dari Gapoktan, pelaku UMKM lokal, Forkopimda Lampung, Wakil Bupati Lampung Selatan M. Syaiful Anwar, hingga Staf Khusus Menko PM Lukmanul Hakim.
Rembug Warga bukan hanya diskusi—ini adalah momentum petani untuk naik kelas. Dari sawah ke pasar, dari gabah ke beras premium, dari desa ke pusat ekonomi baru.
Lampung bergerak. Indonesia menguat.***